22 Desember 2010 by Encep Hendriadi
Biogeografi
yaitu bidang ilmu yang mempelajari dan berusaha untuk menjelaskan
distribusi organisme di permukaan bumi. Di dunia ini dikenal 6
daerah biogeografi dengan masing-masing daerah yang memiliki perbedaan
dan keseragaman tertentu (unik) dalam kelompok-kelompoknya.
Daerah biogeografi ini dinamakan Australia, Oriental, Ethiopia,
Neotropika, Paleartik dan Neartik. Karena fauna Paleartik
dan Neartik adalah serupa, maka kedua daerah biogeografi ini kadang-kadang
digabung menjadi Holartik.
IKLIM
DAN BIOGEOGRAFI
Iklim merupakan faktor utama yang menentukan tipe tanah maupun
spesies tumbuhan yang tumbuh di daerah tersebut. Sebaliknya jenis
tumbuhan yang ada menentukan jenis hewan dan mikroorganisme yang
akan menghuni daerah tersebut. Pada dasarnya iklim tergantung
pada matahari. Matahari bertanggung jawab tidak hanya untuk intensitas
cahaya yang tersedia untak proses fotosintesis, tetapi juga untuk
temperatur umumnya.
Komponen iklim lain yang menentukan organisme apa yang dapat hidup
di suatu daerah adalah kelembaban, kelembaban ini juga bergantung
pada cahaya matahari dan temperatur. Curah hujan yang banyak diperlukan
untuk mendukung pertumbuhan pohon-pohon yang besar, sedangkan
curah hujan yang lebih sedikit membantu komunitas yang didominasi
oleh pohon-pohon pendek, semak belukar, rumput dan akhirnya kaktus
atau tumbuhan gurun lainnya.
Makin tinggi curah hajan dan temperatur di suatu daerah (tanah)
makin banyak dan makin besar jumlah tumbahan yang didukungnya.
Dengan demikian iklim merupakan salah satu faktor utama terbentuknya
daerah-daerah biografi.
Daerab-daerah
biogeografl di dunia dengan beberapa organisme yang khas
1.
|
Australia
Australia Irian, Selandia Baru, dan kepulauan di Samudera
Pasifik.
Misalnya:
Semua Monotremata, Marsupialia (mammalia tidak berplasenta/mammalia
berkantung), Rodentia, Kelelawar, burung Kaswari, burung
Cenderawasih, jenis-jenis burung Kakaktua, ikan Paru-paru
Australia dan burung Kiwi.
|
2.
|
Oriental
Daerah
Asia bagian selatan pegunungan Himalaya, India, Sri Langka,
Semenanjung Melayu, Sumatera, Jawa, Kalirnantan, Sulawesi,
dan Filipina.
Misalnya: Siamang, Orang utan, Gajah, Badak, burung Merak.
|
3.
|
Ethiopia
Afrika,
Magaskar dan pulau-pulau sekitar Afrika
Misalnya: Gajah Afrika, Gorilla, Simpanse, Badak Afrika,
Singa, Kuda Nil, Zebra, Jerapah, Burung Onta.
|
4.
|
Neotropik
Amerika
Selatan dan Tengah, Meksiko dan Hindia Barat.
Misalnya: Armadillo, kelelawar Vampire, burung Kolibri.
|
5.
|
Neartik
Amerika
Utara dari dataran tinggi Meksiko sampai kawasan kutub utara
dan Greenland.
Misalnya: Kambing gunung, Karibon, tikus air (Beaves).
|
6.
|
Paleartik
Eurasia
sebelah selatan ke Himalaya, Afghanistan, Iran dan Afrika
bagian utara dari gurun Sahara.
Misalnya: Landak, Babi hutan dan Rusa kecil. |
Penyebaran
Organisme Di Bumi
Distribusi
organisme dipengaruhi oleh sejarah, iklim masa lalu dan susunan
atau bentuk benua-benua dan hubungan ekologis masa lalu dan masa
sekarang, serta semua interaksi satu sama lainnya. Karena kompleksitas
hubungan ini, maka para pakar biogeografi telah cenderung memusatkan
pada salah satu dari dua pendekatan utama terhadap bidang ilmu
ini.
Biogeografi
Sejarah
Menekankan
terutama pada sejarah evolusi (perkembangan) dari kelompok-kelompok
organisme. Dari mana mereka berasal ? Bagaimana mereka menyebar
? Bagaimanakah distribusinya pada masa sekarang dapat menjelaskan
kepada kita tentang sejarahnya masa lalu ?
Biogeografi
Ekologi
Memusatkan
pada interaksi organisme pada saat ini dengan lingkungan fisik
dan interaksi satu sama lainnya serta untuk memahami bagaimana
hubungan-hubungan ini mempengaruhi dimana spesies dan takson yang
lebih luar ditemukan pada masa sekarang.
PENYEBARAN
HEWAN DI INDONESIA
Indonesia
adalah suatu negara kepulauan yang terletak di antara 2 daerah
biogeografi besar, yaitu antara daerah biogeografi Oriental dan
daerah biogeografi Australian.
Didasarkan
kepada sejarah asal wilayah Nusantara beberapa pakar membagi wilayah
Indonesia menjadi beberapa kawasan. Kawasan-kawasan tersebut adalah:
1.
Kawasan Indonesia Barat: meliputi Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan.
Hewan-hewannya
menyerupai hewan daerah oriental, misalnya:
gajah,
harimau, orang utan, dan lain-lain.
2.
Kawasan Indonesia Timur: meliputi Irian Jaya dan sekitarnya.
Hewan-hewannya
menyerupai hewan di daerah Australia.
3.
Kawasan Wallacea: meliputi wilayah Pulau Sulawesi, Kepulauan
Maluku,
Sumba, Sumbawa, Lombok dan Timor. Memiliki hewan-hewan
khas
(terutama di Pulau Sulawesi) tidak sama dengan hewan oriental
dan
hewan Australia, misal: Anoa, burung Mako, kera hitam.
FLORA
MALESIANA
Malesiana adalah suatu daerah luas yang meliputi
Malaysia, Indonesia, Papua Nugini dan Kepulauan Solomon.
Daerah
ini merupakan wilayah bioma hutan hajan tropika dan memiliki beberapa
jenis tumbuhan yang khas, misal: rotan, jati, cendana, kayu hitam.
Flora
yang ditemukan di daerah ini sangat bervariasi bahkan beberapa
tumbuhan memiliki nilai ekonomi yang tinggi,
misal: jati, meranti, anggrek, rotan, kayu cendana, makroni dan
lain-lain
Habitat
Darat
Pada
habitat darat dikenal istilah Bioma yaitu daerah habitat yang
meliputi skala yang luas. Berikut ini hanya akan dibahas beberapa
bioma utama yaitu:
1. Bioma gurun dan setengah gurun
2. Bioma padang rumput
3. Bioma hutan tropis
4. Bioma hutan gugur
5. Bioma hutan taiga
6. Bioma tundra
7. Bioma sabana
8. Bioma hutan bakau (mangroul) dan
9. Bioma hutan lumut
10. Bioma Hutan Musim
Gbr.
Perubahan Bioma Menurut Ketinggian Garis dan Lintang
1.
Bioma Gurun dan Setengah Gurun
Bioma gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara,
Afrika Utara, Australia dan Asia Barat.
Ciri-ciri:
- Curah hujan sangat rendah, + 25 cm/tahun
- Kecepatan
penguapan air lebih cepat dari presipitasi
- Kelembaban
udara sangat rendah
- Perbedaan
suhu siang haridenganmalamharisangattinggi(siangdapat mencapai
45 C, malam dapat turun sampai 0 C)
- Tanah
sangat tandus karena tidak mampu menyimpan air
Lingkungan
biotik:
-
Flora: tumbuhan yang tumbuh adalah tumbuhan yang dapat
beradaptasi
dengan daerah kering (tumbuhan serofit).
-
Fauna: hewan besar yang hidup di gurun umumnya yang mampu
menyimpan
air, misalnya unta, sedang untuk hewan-hewan kecil
misalnya
kadal, ular, tikus, semut, umumnya hanya aktif hidup pada
pagi
hari, pada siang hari yang terik mereka hidup pada lubang-lubang.
2.
Bioma Padang Rumput
Bioma
padang rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan
daerah beriklim sedang, seperti Hongaria,
Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan, Australia.
Ciri-ciri:
- Curah hujan antara 25 - 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang
rumput curah hajannya dapat mencapai 100 cm/tahun.
- Curah
hujan yang relatif rendah turun secara tidak teratur.
- Turunnya
hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan
drainase kurang baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil
air.
Lingkungan biotik:
-
Flora: tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan daerah dengan
porositas
dan drainase kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan
lain yang hidup selain rumput, tetapi karena mereka
merupakan
vegetasi yang dominan maka disebut padang rumput. Nama padang
rumput bermacam-macam seperti stepa di Rusia Selatan,
puzta
di Hongaria, prairi di Amerika Utara dan pampa di
Argentina.
- Fauna: bison dan kuda liar (mustang) di Amerika, gajah dan jerapah
di Afrika,
domba dan kanguru diAustralia.
Karnivora:
singa, srigala, anjing liar, cheetah.
3.
Bioma Sabana
Bioma
sabana adalah padang rumput dengan diselingi oleh gerombolan pepohonan.
Berdasarkan jenis tumbuhan yang menyusunnya, sabana dibedakan
menjadi dua, yaitu sabana murni dan sabana campuran.
-
Sabana murni : bila pohon-pohon yang menyusunnya hanya terdiri
atas
satu jenis tumbuhan saja.
- Sabana campuran : bila pohon-pohon penyusunnya terdiri
dari
campuran
berjenis-jenis pohon.
4. Bioma Hutan Tropis
Bioma
hutan tropis merupakan bioma yang memiliki keanekaragaman jenis
tumbuhan dan hewan yang paling tinggi. Meliputi daerah aliran
sungai Amazone-Orinaco, Amerika Tengah, sebagian besar daerah
Asia Tenggara dan Papua Nugini, dan lembah Kongo di Afrika.
Ciri-ciri:
- Curah hajannya tinggi, merata sepanjang tahun, yaitu antara
200 - 225 cm/tahun.
- Matahari bersinar sepanjang tahun.
- Dari bulan satu ke bulan yang lain perubahan suhunya relatif
kecil.
- Di bawah kanopi atau tudung pohon, gelap sepanjang hari, sehingga
tidak ada perubahan suhu antara siang dan malam hari.
-
Flora: pada biorna hutan tropis terdapat beratus-ratus spesies
tumbuhan.
Pohon-pohon utama dapat mencapai ketinggian 20 - 40 m, dengan
cabang-cabang berdaun lebat sehingga membentuk suatu
tudung
atau kanopi.
Tumbuhan
khas yang dijumpai adalah liana dan epifit. Liana adalah
tumbuhan
yang menjalar di permukaan hutan, contoh: rotan. Epifit
adalah
tumbuhan yang menempel pada batang-batang pohon, dan
tidak
merugikan pohon tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang
Burung.
- Fauna: di daerah tudung yang cukup sinar matahari, pada siang
hari
hidup
hewan-hewan yang bersifat diurnal yaitu hewan yang aktif
pada siang
hari, di daerah bawah kanopi dan daerah dasar hidup hewan-
hewan
yang bersifat nokfurnal yaitu hewan yang aktif pada malam
hari,
misalnya: burung hantu, babi hutan,kucing hutan, macan tutul.
5.
Hutan Musim
Di
daerah tropis, selain hutan tropis terdapat pula hutan musim.
Ciri tumbuhan yang membentuk formasi hutan musim:
Pohon-pohonnya
tahan dari kekeringan dan termasuk tumbuhan tropofit, artinya
mampu beradaptasi terhadap keadaan kering dan keadaan basah pada
saat musim kemarau (kering), daunnya meranggas, sebaliknya saat
musim hujan, daunnya lebat. Hutan musim biasa diberi nama sesuai
dengan tumbuhan yang dominan, misalnya: hutan jati, hutan angsana.
Di Indonesia, hutan musim dapat ditemukan di daerah Jawa Tengah
dan Jawa Timur. Fauna yang banyak ditemukan rusa, babi hutan,
harimau.
6.
Hutan Lumut
Hutan
lumut banyak ditemukan di lereng gunung atau pegunungan yang terletak
pada ketinggian di atas batas kondensasi uap air. Disebut hutan
lumut karena vegetasi yang dominan adalah tumbuhan lumut. Lumut
yang tumbuh tidak hanya di permakean tanah dan bebatuan, tetapi
mereka pun menutupi batang-batang pohon berkayu. Jadi pada hutan
lumut, yang tumbuh tidak hanya lumut saja, melainkan hutan yang
banyak pepohonannya yang tertutup oleh lumut. Sepanjang hari hampir
selalu hujan karena kelembaban yang tinggi dan suhu rendah menyebabkan
timbulnya embun terus-menerus.
7.
Bioma Hutan Gugur (Deciduous Forest)
Ciri
khas bioma hutan gugur adalah tumbuhannya sewaktu musim dingin,
daun-daunnya meranggas. Bioma ini dapat dijumpai di Amerika Serikat,
Eropa Barat, Asia Timur, dan Chili.
Ciri-ciri:
-
Curah hujan merata sepanjang tahun, 75 - 100 cm/tahun.
- Mempunyai 4 musim: musim panas, musim dingin, musim gugur dan
musim
semi
- Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan
tropis.
Musim panas pada bioma hutan gugur, energi radiasi matahari yang
diterima cukup tinggi, demikian pula dengan presipitasi (curah
hujan) dan kelembaban. Kondisi ini menyebabkan pohon-pohon tinggi
tumbuh dengan baik, tetapi cahaya masih dapat menembus ke dasar,
karena dedaunan tidak begitu lebat tumbuhnya. Konsumen yang ada
di daerah ini adalah serangga, burung, bajing, dan racoon yaitu
hewan sebangsa luwak/musang.
Pada saat menjelang musim dingin, radiasi sinar matahari mulai
berkurang, subu mulai turun. Tumbuhan mulai sulit mendapatkan
air sehingga daun menjadi merah, coklat akhirnya gugur, sehingga
musim itu disebut musim gugur.
Pada saat musim dingin, tumbuhan gundul dan tidak melakukan kegiatan
fotosentesis. Beberapa jenis hewan melakukan hibernasi (tidur
pada musim dingin). Menjelang musim panas, suhu naik, salju mencair,
tumbuhan mulai berdaun kembali (bersemi) sehingga disebut musim
semi.
8.
Bioma Hutan Taiga / Hutan Homogen
Bioma
ini kebanyakan terdapat di daerah antara subtropika dengan daerah
kutub, seperti di daerah Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska,
Kanada.
Ciri-ciri bioma hutan taiga:
- Perbedaan antara suhu musim panas dan musim dingin cukup
tinggi, pada musim panas suhu tinggi, pada musim dingin suhu
sangat rendah.
- Pertumbuhan
tanaman terjadi pada musim panas yang berlangsung antara
3 sampai 6 bulan.
- Flora khasnya adalah pohon berdaun jarum/pohon konifer,
contoh pohon konifer adalah Pinus merkusii (pinus).
Keanekaragaman tumbuhan di bioma taiga rendah, vegetasinya
nyaris seragam, dominan pohon-pohon konifer karena nyaris
seragam, hutannya disebut hutan homogen. Tumbuhannya hijau
sepanjang tahun, meskipun dalam musim dingin dengan suhu sangat
rendah.
- Fauna yang terdapat di daerah ini adalah beruang hitam,
ajak, srigala dan burung-burung yang bermigrasi kedaerah tropis
bila musim dingin tiba. Beberapa jenis hewan seperti tupai
dan mammalia kecil lainnya maupun berhibernasi pada saat musim
dingin.
9.
Bioma Hutan Tundra
Bioma
ini terletak di kawasan lingkungan Kutub Utara sehingga iklimnya
adalah iklim kutub. Istilah tundra berarti dataran tanpa pohon,
vegetasinya didominasi oleh lumut dan lumut kerak, vegetasi lainnya
adalah rumput-rumputan dan sedikit tumbuhan berbunga berukuran
kecil.
Ciri-ciri:
- Mendapat sedikit energi radiasi matahari, musim dingin sangat
panjang dapat berlangsung selama 9 bulan dengan suasana gelap.
- Musim panas berlangsung selama 3 bulan, pada masa inilah vegetasi
mengalami pertumbuhan.
- Fauna khas bioma tundra adalah "Muskoxem" (bison
berhulu tebal) dan Reindeer/Caribou (rusa kutub).
10.
Hutan Bakau / Mangrove
Hutan
bakau/mangrove banyak ditemukan di sepanjang pantai yang landai
di daerah tropik dan subtropik. Tumbuhan yang dominan adalah pohon
bakau (Rhizophora sp), sehingga nama lainnya adalah hutan
bakau, selain pohon bakau ditemukan pula pohon Kayu Api (Avicennia)
dan pohon Bogem (Bruguiera).
Ciri-ciri:
- Kadar garam air dan tanahnya tinggi.
- Kadar O2 air dan tanahaya rendah.
- Saat air pasang, lingkungannya banjir, saat air surut lingkungannya
becek dan herlumpur.
Dengan
kondisi kadar garam tinggi, menyebabkan tumbuhan bakau sukar menyerap
air meskipun lingkungan sekitar banyak air, keadaan ini dikenal
dengan nama kekeringan fisiologis. Untuk menyesuaikan dengan lingkungan
tersebut tumbuhan bakau memiliki dedaunan yang tebal dan kaku,
berlapiskan kutikula sehingga dapat mencegah terjadinya penguapan
yang terlalu besar.
Untuk
menyesuaikan diri dengan kadar O2 rendah,
tumbuhan bakau memiliki akar nafas yang berfungsi menyerap O2
langsung dari udara. Agar individu baru tidak dihanyutkan oleh
arus air akibat adanya pasang naik dan pasang surut terutama pada
bakau kita dapati suatu fenomena yang dikenal dengan nama VIVIPARI
yang artinya adalah berkecambahnya biji selagi biji masih terdapat
dalam buah, belum tanggal dari pohon induknya, dapat membentuk
akar yang kadang-kadang dapat mencapai 1 meter panjangnya.
Jika
biji yang sudah berkecambah tadi lepas dari pohon induknya maka
dengan akar yang panjang tersebut dapat menancap cukup dalam di
dalam lumpur, sehingga tidak akan terganggu dengan arus air yang
terjadi pada gerakan pasang dan surut.
Hutan
bakau di Indonesia terdapat di sepanjang pantai timur Sumatra,
pantai barat dan selatan Kalimantan dan sepanjang pantai Irian,
di Pulau Jawa hutan bakau yang agak luas masih tersisa di sekitar
Segara Anakan dekat Cilacap yang merupakan muara sungai Citanduy.
Jenis-jenis
hewan yang dapat ditemukan dalam lingkungan hutan bakau terutama
adalah ikan dan hewan-hewan melata (buaya, biawak) dan burung-burung
yang bersarang di atas pohon-pohon bakau.
Ekosistem
Air Tawar Ekosistem
akuatik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Ekosistem air tawar
- Ekosistem air laut
Ekosistem
air tawar dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Ekosistem air tenang (lentik) misalnya: danau, rawa.
- Ekosistem air mengalir (lotik) misalnya: sungai, air
terjun.
Ciri-ciri
ekosistem air tawar:
a.
Kadar garam/salinitasnya sangat rendah, bahkan lebih rendah dari
kadar
garam protoplasma organisme akuatik.
b.
Variasi suhu sangat rendah.
c. Penetrasi cahaya matahari kurang.
d. Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
Flora
ekosistem air tawar:
Hampir
semua golongan tumbuhan terdapat pada ekosistem air tawar, tumbuhan
tingkat tinggi (Dikotil dan Monokotil), tumbuhan tingkat rendah
(jamur, ganggang biru, ganggang hijau).
Fauna ekosistem air tawar:
Hampir
semua filum dari dunia hewan terdapat pada ekosistem air tawar,
misalnya protozoa, spans, cacing, molluska, serangga, ikan, amfibi,
reptilia, burung, mammalia. Ada yang selalu hidup di air, ada
pula yang
ke air bila mencari makanan saja.
Hewan
yang selalu hidup di air mempunyai cara beradaptasi dengan lingkungan
yang berkadar garam rendah.
Pada ikan dimana kadar garam protoplasmanya lebih tinggi daripada
air, mempunyai cara beradaptasi sebagai berikut:
- Sedikit minum, sebab air masuk ke dalam tubah secara terus-menerus
melalui
proses osmosis.
- Garam dari dalam air diabsorbsi melalui insang secara aktif
- Air diekskresikan melalui ginjal secara berlebihan, juga diekskresikan
melalui
insang dan saluran pencernaan.
Pengelompokkan
Organisme Pada Ekosistem Air Tawar 1.
|
Berdasarkan
cara memperoleh makanan atau energi, dibagi menjadi 2 kelompok:
a.
|
Organisme
autotrof: organisme yang dapat mensintesis makanannya
sendiri. Tumbuhan hijau tergolong organisme autotrof,
peranannya sebagai produsen dalam ekosistem air tawar. |
b.
|
Fagotrof
dan Saprotrof: merupakan konsumen dalam ekosistem air
tawar. Fogotrof adalah pemakan organisme lain, sedang
Saprotrof adalah pemakan sampah atau sisa organisme
lain. |
|
2.
|
Berdasarkan
kebiasaan kehidupan dalam air, organisme air tawar dibedakan
atas 5 macam:
a.
|
Plankton:
terdiri atas fitoplankton (plankton tumbahan) dan zooplankton
(plankton hewan), merupakan organisme yang gerakannya
pasif selalu dipengaruhi oleh arus air. |
b.
|
Nekton:
organisme yang bergerak aktif berenang. Contoh: ikan,
serangga air. |
c.
|
Neston:
organisme yang beristirahat dan mengapung di permukaan
air. |
d.
|
Bentos:
organisme yang hidup di dasar perairan. |
e.
|
Perifiton:
organisme yang melekat pada suatu substrat (batang,
akar, batu-batuan) di perairan. |
|
3.
|
Berdasarkan
fungsinya, organisme air tawar dibedakan menjadi 3 macam:
a.
|
Produsen:
terdiri dari Bolongan ganggang, ganggang hijau dan ganggang
biru, golongan spermatophyta, misal: eceng gondok, teratai,
kangkung, genger, kiambang. |
b.
|
Konsumen:
meliputi hewan-hewan, serangga, udang, siput, cacing,
dan hewan-hewan lainnya. |
c.
|
Dekomposer/pengurai:
sebagian besar terdiri atas bakteri dan mikroba lain. | |
Pembagian
Zona Ekosistem Air Tawar
Berdasarkan
intensitas cahaya, ekosistem air tawar dibedakan menjadi 3 daerah,
yaitu:
a.
|
Daerah
litoral: daerah air dangkal, sinar matahari dapat menembus
sampai dasar perairan organisme daerah litoral adalah tumbuhan
yang berakar, udang, cacing dan fitoplankton.
|
b.
|
Daerah
limnetik: daerah terbuka yang masih dapat ditembus oleh cahaya
matahari. Organisme daerah ini adalah plankton, neston dan
nekton.
|
c.
|
Daerah
profundal: daerah dasar perairan tawar yang dalam sehingga
sinar matahari tidak dapat menembusnya. Produsen sudah tidak
ditemukan lagi. |
Ekosistem
Air Laut
Ekosistem
air laut luasnya lebih dari 2/3 permukaan bumi ( + 70 %
), karena luasnya dan potensinya sangat besar, ekosistem laut
menjadi perhatian orang banyak, khususnya yang berkaitan dengan
REVOLUSI BIRU.
Ciri-ciri:
a.
|
Memiliki
kadar mineral yang tinggi, ion terbanyak ialah Cl`(55%),
namun kadar garam di laut bervariasi, ada yang tinggi (seperti
di daerah tropika) dan ada yang rendah (di laut beriklim dingin).
|
b.
|
Ekosistem
air laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
|
Pembagian
daerah ekosistem air laut
- Daerah Litoral / Daerah Pasang Surut:
Daerah litoral adalah daerah yang langsung berbatasan dengan
darat. Radiasi matahari, variasi temperatur dan salinitas
mempunyai pengaruh yang lebih berarti untuk daerah ini dibandingkan
dengan daerah laut lainnya. Biota yang hidup di daerah ini
antara lain: ganggang yang hidup sebagai bentos, teripang,
binatang laut, udang, kepiting, cacing laut.
- Daerah
Neritik:
Daerah neritik merupakan daerah laut dangkal, daerah ini
masih dapat ditembus cahaya sampai ke dasar, kedalaman daerah
ini dapat mencapai 200 m. Biota yang hidup di daerah ini adalah
plankton, nekton, neston dan bentos.
- Daerah
Batial atau Daerah Remang-remang:
Kedalamannya antara 200 - 2000 m, sudah tidak ada produsen.
Hewannya berupa nekton.
- Daerah
Abisal:
Daerah abisal adalah daerah laut yang kedalamannya lebih
dari 2000 m. Daerah ini gelap sepanjang masa, tidak terdapat
produsen.
Berdasarkan
intensitas cahayanya, ekosistem laut dibedakan menjadi 3 bagian:
a.
|
Daerah
fotik: daerah laut yang masIh dapat ditembus cahaya matahari,
kedalaman maksimum 200 m. |
b.
|
Daerah
twilight: daerah remang-remang, tidak efektif untuk kegiatan
fotosintesis, kedalaman antara 200 - 2000 m. |
c.
|
Daerah
afotik: daerah yang tidak tembus cahaya matahari. Jadi gelap
sepanjang masa. |
Komunitas di Dalam Ekosistem Air Laut
Menurut fungsinya, komponen biotik ekosistem laut dapat dibedakan
menjadi 4, yaitu:
a.
|
Produsen
terdiri atas fitoplankton dan ganggang laut lainnya. |
b.
|
Konsumen
terdiri atas berbagai jenis hewan. Hampir semua filum hewan
ditemukan di dalam ekosistem laut. |
c.
|
Zooplaokton
terdiri atas bakteri dan hewan-hewan pemakan bangkai atau
sampah. |
Pada ekosistem laut dalam, yaitu pada daerah batial dan abisal
merupakan daerah gelap sepanjang masa.
Di
daerah tersebut tidak berlangsung kegiatan fotosintesis, berarti
tidak ada produsen, sehingga yang ditemukan hanya konsumen dan
dekompos saja. Ekosistem laut dalam merupakan suatu ekosistem
yang tidak lengkap.
Adaptasi
biota laut terhadap lingkungan yang berkadar garam tinggi:
Pada hewan dan tumbuhan tingkat rendah tekanan osmosisnya kurang
lebih sama dengan tekanan osmosis air laut sehingga tidak terlalu
mengalami kesulitan untuk beradaptasi. Tetapi bagaimanakah dengan
hewan tingat tinggi, seperti ikan yang mempunyai tekanan osmosis
jauh lebih rendah daripada tekanan osmosis air laut. Cara ikan
beradaptasi dengan kondisi seperti itu adalah:
-
hanyak minum
- air masuk ke jaringan secara osmosis melalui usus
- sedikit mengeluarkan urine
- pengeluaran air terjadi secara osmosis
- garam-garam dikeluarkan secara aktif melalui insang Ekosistem
Pantai Daerah
pantai merupakan daerah perbatasan antara ekosistem laut dan ekosistem
darat. Karena hempasan gelombang dan hembusan angin maka pasir
dari pantai membentuk gundukan ke arah darat. Setelah gundukan
pasir itu biasanya terdapat hutan yang dinamakan hutan pantai.
Tumbahan pada hutan pantai cukup beragam. Tumbuhan tersebut bergerombol
membentuk unit-unit tertentu sesuai dengan habitatnya. Suatu unit
vegetasi yang terbentuk karena habitatnya disebut formasi. Setiap
formasi diberi nama sesuai dengan spesies tumbuhan yang paling
dominan.
Berdasarkan susunan vegetasinya, ekosistem hutan pantai dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu formasi Pres-Caprae dan formasi Baringtonia.
1.
|
Formasi
Pres-Caprae
Pada
formasi ini, tumbuhan yang dominan adalah Ipomeea pres-caprae,
tumbuhan lainnya adalah Vigna, Spinifex littoreus
(rumput angin), Canavalia maritime, Euphorbia atoto,
Pandanus tectorius (pandan), Crinum asiaticum (bakung),
Scaevola frutescens (babakoan).
|
2.
|
Formasi
Baringtonia
Vegetasi
dominan adalah pohon Baringtonia (butun), tumbuhan lainnya
adalah Callophylum inophylum (nyamplung), Erythrina,
Hernandia, Hibiscus tiliaceus (waru laut), Terminalia
catapa (ketapang).
|
Di
daerah pasang surut sendiri dapat terbentak hutan, yaitu hutan
bakau. Hutan bakau biasanya sangat sukar ditempuh manusia karena
banyaknya akar dan dasarnya terdiri atas lumpur.
|